Refleksi Perpolitikan Para Mahasiswa (Catatan Lepas)

Mahasiswa Berpolitik Vs Politik Mahasiswa

Kian di derukannya Reformasi, Presiden, Gubernur, Bupati bahkan BEM, Senat Mahasiswa Di pih langsung melalui Pemilu (Pemilihan Umum),itu yang dikatakan Demokrasi . Lantas Apa pelajaran yang dapat ‘dipetik’ dari pesta demokrasi ini (khususnya mahasiswa)?

Politik menurut Chantal Mouffe adalah relasi kawan/musuh. Pengertian lebih lanjut, politik adalah mengandaikan rangkaian praktik, wacana, dan institusi yang berusaha menegakkan tertib tertentu dan mengorganisasikan keeksistensi manusia yang dipengaruhi dimensi politikal tersebut sehingga juga cenderung konfliktual.

Politik bertujuan menciptakan kesatuan dalam sebuah konteks konflik dan kebegaraman; selalu berusaha menciptakan ‘kami’ dengan cara menentukan ‘mereka’. Dengan demikian, konflik dan antagonisme tak mungkin dihindari, melainkan hanya mungkin dan harus dikelola dalam koridor demokrasi.

Menurut Budiarto Danujaya (Kompas, 24 Januari 2006) jika tidak diterima sebagai bagian dari politikal secara wajar, terlebih lagi ditindas sepihak dengan kekerasan, antagonisme bisa bertiwikrama mengambil bentuk-bentuk lain yang justru lebih pelik untuk dikelola secara demokratis. Panen kekerasan seperti inilah yang sempat menyulut serambi kita, seperti di Aceh, Ambon, Poso maupun Papuadan lain sebagainya.


Bagi mahasiswa, berpolitik merupakan proses yang memberikan dinamisasi karakter, kedewasaan, wacana, dan intelektualitas pada mahasiswa. Dari politik, kita bisa belajar bagaimana menghimpun suatu kekuatan agar dapat terpilih. Politik pulalah yang mengajarkan ketatnya persaingan dalam sebuah pemilihan, baik itu setingkat Negara (Pilpres, Pilgub, Pilbup) maupun setingkat akdemik (BEM dan Senat Mahasiswa).

Untuk itu, mahasiswa yang berpolitik di kampus, kita tentu tidak ingin pertikaian-pertikaian yang terjadi dalam pemilihan akan menimbulkan perpecahan antarcivitas nantinya. Baik itu pertikaian antarpendukung atau pertikaian antargolongan. Untuk itu, berpolitik yang bersih dan sehat adalah salah satu cara untuk menghindarkan berbagai konflik yang memungkinkan terjadi.

Walaupun tujuan untuk mencapai tampuk kekuasaan tidak bisa dihindarkan dari berbagai konflik, seperti konflik internal antarcalon, konflik antarpendukung, namun meletakkan konflik itu dalam sebuah koridor demokrasi memang perlu ditanamkan.
Mahasiswa yang terjun langsung ke dalam kancah persaingan itu harus mempunyai ‘manajemen konflik’ yang baik. Dalam pengertian lebih lanjut, manajemen konflik adalah bagaimana mengatur emosi jika seandainya tidak terpilih dalam pemilihan sehingga tidak menimbulkan pertikaian. Menerima kekalahan dengan demokratis merupakan suatu cara mengatur manajemen konflik itu.

Untuk itu, belajarlah berpolitik bersih. Baik bersih dari praktik kecurangan-kecurangan seperti penggandaan suara, money politic maupun praktik keji lainnya.
Bila hasil pemilihan sudah diumumkan oleh P/KPU (Panitia/Komisi Pemilihan Umum), kesabaran yang luar biasa untuk menerima kekalahan adalah salah satu cara berdemokrasi. Berlapang dada memang bukan suatu yang mudah, hingga penulis menyebutnya perlu kesabaran yang luar biasa untuk menerimanya.
Kericuhan dalam pemilihan tidak akan terjadi jika para pesaing bisa berlapang dada. Untuk mewujudkan  good governance, perlu balance dari mahasiswa itu sendiri, bukan saling menjatuhkan calon yang terpilih. Walaupun politik adalah wilayah yang serius, rumit, sekaligus panas sehingga membutuhkan individu-individu yang berkualitas dan tahan banting namun tetap dalam batas koridor demokrasi tadi.
Juga, jangan sampai aktivitas politik di tingkat mahasiswa hanya menjadi ajang mencari patron pada elite kekuasaan. Gerakan politik mahasiswa yang ideal adalah didasari tanggungjawab moral dan independen, bukan beradaptasi dengan kepentingan elite yang menjadi patronnya (Ahmad Mujahir, 2004). Kalau gerakan politik sudah terkontaminasi dengan itu, akibatnya gerakan politik mahasiswa merapat dengan elite dan tidak lagi mengedepankan kepentingan dan aspirasi mahasiswa itu sendiri.

Refleksi Perpolitikan Elit Mahasiswa

Tinggalkan komentar